Minggu, 16 Desember 2012

Indonesia di Arus Globalisasi
          Globalisasi merupakan suatu era yang kini mau tidak mau menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Banyak tantangan besar yang sebenarnya dihadapi oleh negara kita, termasuk rakyat didalamnya, untuk bagaimana bertahan hidup dan menjadi bagian yang bertahan di dalam proses globalisisasi kini. Banyak ahli yang mengemukakan defenisi dari globalisasi, namun saya menyimpulkan bahwa globalisasi itu sendiri adalah suatu dunia yang sangat luas melewati antar-negara di dunia namun “tidak lagi memiliki batasan” yang dapat menempuh antar negara yang satu dengan yang lainnya. Dalam pengertian, adanya hubungan antar negara secara global dan internasional baik itu dalam bidang perdagangan, pertanian, pendidikan, sosial politik, hukum, dan masih banyak lagi[1].
          Ekonomi global adalah perekonomian suatu negara yang terlibat secara global di negara-negara didunia didalam aktivitas perekonomian. Aktivitas ini dapat berupa perdagangan seperti ekspor dan impor barang dari dan keluar negeri. Indonesia adalah negara yang kini menjadi salah satu wujud nyata dari defenisi globalisasi sendiri, dimana Indonesia juga merupakan salah satu negara yang menjadi dampak bahkan pelaksana proses globalisasi tersebut. Indonesia adalah negara yang berhubungan baik dengan negara-negara lainnya karena melakukan perdagangan Internasional. Selain itu,  masih ada banyak aktivitas internasional yang dilakukan secara global, seperti pertukaran pelajar Internasional, pertukaran ahli, dan masih banyak lagi.
          Secara umum, banyak hal positif yang dirasakan oleh negara Indonesia sendiri terkait dengan proses globalisasi yang sedang terjadi. Selain yang disebutkan diatas, banyak hal terasa jauh lebih mudah dari zaman-zaman dulunya. Secara khusus dibidang perekonomian, banyak hal terasa lebih mudah dari sebelumnya. Seperti pengolahan faktor produksi, desain produk, pengangkutan hasil produksi, promosi dan penjualan, dan masih banyak lagi. Hal ini terjadi karena munculnya berbagai teknologi baru yang mendukung untuk memudahkan  pekerjaan-pekerjaan dalam bidang tersebut. Munculnya berbagai teknologi dan berbagai media elektronik yang canggih menjadi jawaban atas perkembangan diberbagai bidang di negara Indonesia saat ini. Tidak jauh adalah internet dan berbagai media elektronik yang mendukung penggunaannya, Seperti gadget-gadget yang kini sedang populer, Laptop, Smarphone, dan masih banyak lagi. Hal itu sangat menunjang kemajuan perekonomian di Indonesia, bahkan termasuk kemajuan diantara rakyat Indonesia itu sendiri.
          Namun terlepas dari segudang keuntungan yang dimiliki, ternyata kita tidak bisa menghindari kalau globalisasi juga memberikan pengaruh yang kurang bahkan sama sekali tidak diharapkan untuk terjadi di perekonomian negara Indonesia. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak hubngan secara internasional kepada negara-negara di dunia. Negara kita melakukan perdagangan secara Internasional baik itu melalui aktivitas ekspor maupun impor. Melalui aktivitas ekspor, Indonesia akan menjual dan mengirim produk/hasil bumi dari negara Indonesia sendiri ke negara lain, seperti negara-negara di kawasan Asia dan juga ke negara-negara di luar kawasan Asia sendiri. Melalui aktivitas impor, Indonesia akan menerima/membeli kebutuhan yang dibutuhkan oleh negara kita untuk menunjang kelanjutan kelangsungan hidup negara kita kedepannya. Lewat kedua aktivitas ini, Indonesia selalu berhadapan dengan Ekonomi secara global. Ekonomi yang tanpa ada batasan negara dan diperhadapkan dengan berbagai kondisi ekonomi secara global.
          Aktivitas ekspor dan impor sangat berpengaruh besar atas pendapatan negara. Semakin tinggi aktivitas ekspor terhadap negara-negara lain, akan semakin tinggi pula penerimaan negara yang kita peroleh. Namun sebaliknya, semakin tinggi impor kita, maka semakin banyak yang perlu kita lunasi sehingga mengurangi penerimaan/pendapatan negara sendiri. Oleh sebab itu negara kita perlu bahkan harus meningkatkan kualitas ekspor barang-barang atau produk-produk bangsa ke luar negara, agar dapat meningkatkan pendapatan negara dan dapat memenuhi kebutuhan negara dan kesejahteraan rakyat khususnya.
          Ekspor yang dilakukan tidak harus berupa hasil bumi seperti minyak bumi, hasil laut, atau kayu. Namun hal lain yang perlu ditingkatkan adalah produk-produk buatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Indonesia sendiri. SDM di Indonesia harus terus berusaha membuat produk-produk menarik yang inovatif dan memiliki daya saing yang kuat dengan negara-negara lain di dunia. Misalnya makanan, minuman, pakaian, kebudayaan-kebudayaan tertentu, dan masih banyak lagi. Dengan begitu, produk-produk kita akan dikenal dan menjadi pesanan yang rutin nantinya dari negara-negara diluar Indonesia.
          Untuk aktivitas ekspor, Aktivitas ekspor Indonesia tahun ini mengalami defisit. Dimana persentasi jumlah barang yang diimpor jauh lebih banyak dibandingkan persentasi produk/hasil bumi yang diekspor keluar negeri untuk dijual. Namun Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan mengatakan bahwa meskipun neraca perdagangan mengalami defisit, kenaikan impor bahan baku menunjukkan meningkatnya aktivitas produksi dalam negeri. Beliau juga mengatakan [2]
[3]
          Terlepas dari persentasi/jumlah dari Pendapatan Nasional negara Indonesia baik dari segi Gross National Product (GNP)  maupun Gross Domestic Product (GDP),  kenyataan yang sedang kita lihat didalam kondisi perekonomian di Indonesia saat ini adalah masih kurang baik. Hal ini dapat kita lihat pada pendapatan perkapita Indonesia. Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2011 naik 17,7 persen menjadi USD3.542 atau setara dengan Rp31,8 juta[4]. Hal ini memang peningkatan yang baik untuk kesejahteraan rakyat yang baik kedepannya. Bahkan, menteri perekonomian Indonesia, Hatta Rajasa menargetkan pada tahun 2025 mendatang pendapatan perkapita Indonesia akan naik menjadi USD 16.000, dimana beliau juga melihat dan memperbandingkan bahwa 13 tahun yang lalu pendapatan perkapita Indonesia hanya sebesar USD500[5].
          Pendapatan perkapita seperti yang saya jelaskan diatas jelas meningkat. Bahkan berbagai sumber juga menyatakan bahwa Perekonomian Indonesia semakin membaik bahkan akan terus membaik mengikuti perkembangan perekonomian di negara-negara lainnya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah mengapa masih banyak kemiskinan yang terdapat di Indonesia? Bukankah dengan pendapatan perkapita sebesar 31,8 juta sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia?
          Indonesia memang masih “menderita” banyak masalah didalam perekonomian termasuk didalam kesejahteraan rakyat yang terkait dengan kemiskinan, seperti distribusi dari pemerintah yang kurang efisien dan tidak tepat sasaran, pelayanan kesehatan yang kurang memadai, kualitas pendidikan, kelaparan, dan masih banyak lagi. Bahkan, World Bank mencatat bahwa di negara Indonesia dari 234 juta penduduk Indonesia, saat ini lebih dari 32 juta hidup di bawah garis kemiskinan dan sekitar setengah dari seluruh rumah tangga tetap berada di sekitar garis kemiskinan nasional yang ditetapkan pada Rp200.262 per bulan (US$22 pada bulan maret 2010)[6].
          Selain itu, pertumbuhan tenaga kerja juga jauh lebih lambat dengan pertumbuhan penduduk itu yang ada. Indonesia juga mengalami penurunan kecil dalam peringkat “2011 Doing Business”, dari peringkat 126 pada tahun 2011 menjadi 129 di tahun 2012. Masih ada beberapa tantangan besar, dan kalangan bisnis di Indonesia mengidentifikasi tenaga kerja, infrastruktur, dan reformasi regulasi sebagai hal-hal penting untuk meningkatkan investasi[7]
          Berdasarkan analisisnya, World Bank juga mencatat seperti berikut ini.
Di tengah kemerosotan ekonomi global, Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data Juli 2012, pertumbuhan baseline perekonomian nasional diperkirakan sebesar 6 persen pada tahun 2012 dan 6,4 persen pada tahun 2013. Pendapatan nasional per kapita beranjak naik dari $2.200 pada tahun 2000 menjadi $3.720 pada tahun 2009. Dalam hal stabilitas makro ekonomi, Indonesia telah berhasil mencapai banyak target fiscal, termasuk secara signifikan menurunkan rasio utang terhadap produk domestik bruto dari 61 persen di tahun 2003 menjadi 27,5 persen pada tahun 2009. Sementara itu defisit anggaran diproyeksikan hanyak 0,4 persen dari produk domestik bruto tahun 2011[8].
          Berdasarkan analisis tersebut dapat kita lihat akan ada banyak perbaikan di dalam perekonomian Indonesia sendiri jikalau pendapatan perkapita tersebut secara real bisa ditingkatkan dengan baik. Pendapatan perkapita akan terus membaik jika pendapatan Nasional juga mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Untuk mencapai perubahan yang signifikan tersebut adalah peningkatan kualitas ekspor dan peningkatan kulitas kinerja pemerintah Indonesia. Produk Indonesia harus mampu bersaing dengan produk luar negri diluar Indonesia agar produk tersebut dipilih, dibeli, bahkan diminati oleh berbagai negara diluar Indonesia. Bukan hanya dengan mengekspor hasil bumi saja, tetapi juga produk-produk lain yang dihasilkan dari hasil bumi itu sendiri. Karena dengan mengekspor hasil bumi dan kemudian membelinya kembali, itu hanya membuang banyak aset negara. Tapi sebaiknya adalah menciptakan inovasi-inovasi yang baru yang memiliki daya saing yang tinggi, perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia, dan tidak ketinggalan juga perbaikan kinerja pemerintah negara guna mengkoordinir terlaksananya perekonomian yang secara global sedang terjadi dan dilakukan oleh negara kita.   
          Sebagaimana yang telah direncanakan oleh Menteri perekonomian Indonesia bahwa Indonesia  telah membuat rencana pembangunan jangka panjang untuk tahun 2005-2025. Rencana ini dibagi menjadi ke dalam periode lima tahun, masing-masing dengan prioritas pembangunan yang berbeda. Rencana pembangunan jangka menengah untuk tahun 2009-2014 merupakan tahap kedua dan memberi fokus pada; meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memperkuat daya saing ekonomi[9].
          Dengan terlaksananya misi-misi tersebut, maka niscaya kesejahteraan negara kita akan semakin membaiki kedepannya dan Indonesia akan mampu berdiri kokoh ditengah-tengah arus globalisasi.





Sumber:
             Admin. 2012. www.ekon.go.id. Pemerintah Targetkan Pendapatan Per Kapita Capai USD16 Ribu di 2025. Diakses pada Minggu, 16 Desember 2012. Pukul 10:10 wib
          Indah F. Carapedia.com. Pengaruh Globalisasi pada Perkembangan Ekonomi Indonesia. Diakses Jumat, 14 Desember 2012.Pukul 07.23
          Gera, Iris. 2012. www.voaindonesia.com. Defisit Perdagangan Indonesia Meningkat Pemerintah Dinilai Belum Total Hadapi Pengaruh Ekonomi Global. Diakses pada  Minggu, 16 Desember 2012. Pukul 09:45
          The Wold Bank Group. www.worldbank.org. In Country Indonesia Overview. Diakses pada Sabtu, 15 Desember 2012.Pukul 15:08
[1] Ibid
          Wrt3. www.metrotvnews.com. Pendapatan Per-Kapita- Indonesia Rp31, 8 Juta. Diakses Pada Minggu, 16 Desember 2012. Pukul 09:23.






[1] Indah F. Carapedia.com. Pengaruh Globalisasi pada Perkembangan Ekonomi Indonesia. Diakses Jumat, 14 Desember 2012.Pukul 07.23
[2] Iris Gera. 2012. www.voaindonesia.com. Defisit Perdagangan Indonesia Meningkat Pemerintah Dinilai Belum Total Hadapi Pengaruh Ekonomi Global. Diakses pada  Minggu, 16 Desember 2012. Pukul 09:45
[3] ibid.
[4]Wrt3. www.metrotvnews.com. Pendapatan Per-Kapita- Indonesia Rp31, 8 Juta. Diakses Pada Minggu, 16 Desember 2012. Pukul 09:23.
[5] Admin. 2012. www.ekon.go.id. Pemerintah Targetkan Pendapatan Per Kapita Capai USD16 Ribu di 2025. Diakses pada Minggu, 16 Desember 2012. Pukul 10:10 wib
[6] The Wold Bank Group. www.worldbank.org. In Country Indonesia Overview. Diakses pada Sabtu, 15 Desember 2012.Pukul 15:08
[7] ibid
[8] ibid
[9]Admin. 2012. www.ekon.go.id. Pemerintah Targetkan Pendapatan Per Kapita Capai USD16 Ribu di 2025. Diakses pada Minggu, 16 Desember 2012. Pukul 10:10 wib